Jumat, 03 Mei 2013

Mengenali Bakteri Sakazaki dan Cara Pencegahannya

Oleh:Novelia Arista Maya
Universitas Yudharta Pasuruan

Bakteri Sakazaki “tenar” sejak tahun 2008 lalu. Ketika itu berdasarkan penelitian yang di lakukan IPB terhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Hasil tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian yang di lakukan sebelumnya dari tahun 2003 hingga 2006.
Sebenarnya bakteri sakazaki itu seperti apa?
Sakazaki atau yang lengkapnya Enterobacter Sakazaki merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif, berbentuk koliform (kokoid), dan tidak membentuk spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae . Sampai tahun 1980 E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning. Enterobacter sakazakii bukan merupakan mikroorganisme normal pada saluran pencernaan hewan dan manusia, sehingga disinyalir bahwa tanah, air, sayuran, tikus dan lalat merupakan sumber infeksi.
Enterobacter sakazakii dapat ditemukan di beberapa lingkungan industri makanan (pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan pasta), lingkungan berair, sedimen tanah yang lembab. Dalam beberapa bahan makanan yang potensi terkontaminasi E. sakazakii antara lain keju, sosis, daging cincang awetan, sayuran, dan susu bubuk.
Bahaya Bakteri Sakazaki Terhadap Kesehatan
E. sakazakii dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi. Kelompok bayi yang memiliki resiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Angka kematian akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-80%. Sebanyak 50% pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu/100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.
Pencegahan Bakteri Pada Susu Formula
Selain E. Sakazaki sebenarnya terdapat bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula antara lain Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing,  Salmonella Virchow,  Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya.
Oleh karena itu para ibu harus tahu cara menyajikan susu formula yang baik ke bayinya. 
Berikut Tips Memberi Susu Pada Bayi.
Proses Mensterilkan Penyajian
  • Cuci tangan dengan sabun sebelum membersihkan dan mensterilkan peralatan minum bayi.
  • Cuci semua peralatan (botol, dot, sikat botol dan sikat dot) dengan air bersih yang mengalir.
  • Gunakan sikat botol dan sikat dot untuk membersihkan bagian dalam botol dan dot agar sisa susu yang melekat bisa dibersihkan.
  • Bilas botol dan dot dengan air bersih yang mengalir.
  • Bila menggunakan alat sterilisator buatan pabrik, ikuti petunjuk yang tercantum dalam kemasan.
  • Bila sterilisasi dengan cara direbus :
  1. Botol harus terendam seluruhnya sehingga tidak ada udara di dalam botol;
  2. Panci ditutup dan dibiarkan sampai mendidih selama 5 – 10 menit;
  3. Panci biarkan tertutup, biarkan botol dan dot di dalamnya sampai segera akan digunakan
  • Cuci tangan dengan sabun sebelum mengambil botol dan dot.
  • Bila botol tidak langsung digunakan setelah direbus:
  1. Botol harus disimpan di tempat yang bersih dan tertutup;
  2. Dot dan penutupnya terpasang dengan baik.
    Proses Penyajian Susu Formula
  1. Bersihkan permukaan meja yang akan digunakan untuk menyiapkan susu formula.
  2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkan.
  3. Rebus air minum sampai mendidih selama 10 menit dalam ketel atau panci tertutup.
  4. Setelah mendidih, biarkan air tersebut di dalam panci/ketel tertutup selama 10 – 15 menit agar suhunya turun menjadi di atas 70oC.
  5. Tuangkan air tersebut (suhunya di atas 70oC) sebanyak yang dapat dihabiskan oleh bayi (jangan berlebihan) ke dalam botol susu yang telah disterilkan.
  6. Tambahkan bubuk susu sesuai takaran yang dianjurkan pada label dan sesuai kebutuhan bayi.
  7. Tutup kembali botol susu dan kocok sampai susu larut dengan baik.
  8. Dinginkan segera dengan merendam bagian bawah botol susu di dalam air bersih dingin, sampai suhunya sesuai untuk diminum (dicoba dengan meneteskan susu pada pergelangan tangan, akan terasa agak hangat, tidak panas).
  9. Sisa susu yang telah dilarutkan dibuang setelah 2 jam.
Catatan:
  • Kalau Anda keluar, bawalah sebotol air rebus sesuai ukuran yang diperlukan dan sebuah tempat berisi susu bubuk sesuai takaran yang diperlukan. Jadi, bila sang bayi memerlukannya, langsung dapat Anda buatkan.
  • Selewat 1 jam, buanglah isi botol yang tidak dihabiskan.
  • Perhatikan tanggal pada kaleng susunya dan buanglah kalau kadaluwarsa. Lewat 1 bulan, buanglah kaleng susu bubuk yang sudah dibuka.
  • Menghangatkan susu tidak boleh melebihi  dari 10 menit.



Selasa, 30 April 2013

Bakteri ES Serang Bayi Usia 6-8 Bulan Bikin Orang Tua Resah

Oleh: Novelia Arista maya
Universitas Yudharta Pasuruan

ILUSTRASI, BAKTERI ES





Bakteri Sakazaki “tenar” sejak tahun 2008 lalu. Ketika itu berdasarkan penelitian yang di lakukan IPBterhadap 74 sampel susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya tersebut. Hasil tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian yang di lakukan sebelumnya dari tahun 2003 hingga 2006.
 
Kasus susu formula terkontaminasi bakteri ES membuat orang tua resah. Untuk menjawab keingintahuan Anda, mari kenali bakteri ES dan apa bahayanya terhadap kesehatan bayi dan balita berikut ini. 
 
Dikutip dari situs Fakultas Pertanian IPB, enterobacter sakazakii (dibaca: enterobakter sakazaki-ai) merupakan salah satu patogen gram negatif yang sangat mematikan pada bayi baru lahir, usia 0-6 bulan. Sementara bakteri Sakazakii merupakan ancaman bagi bayi berusia 6-12 bulan. 
 
Angka kematian akibat infeksi E Sakazakii pada bayi baru lahir sangat tinggi, sekitar 40-80 persen terutama pada bayi prematur dan bayi dengan imunitas lebih rendah daripada bayi pada umumnya.

Bakteri ini berada di saluran pencernaan dan ditemukan dalam berbagai produk seperti susu formula, keju, daging, biji-bijian hingga bumbu-bumbuan. Bakteri E Sakazakii berkembang optimal pada kisaran suhu 30-40 derajat Celcius. Kontaminasi E. Sakazakii pada susu formula diperkirakan terjadi pada saat proses produksi.

Bila satu sel bakteri mengkontaminasi, dalam lima hari produk susu tersebut telah mengandung endotoxin yang sangat berbahaya bagi kesehatan bayi. Hal ini, menurut situs tersebut, dibuktikan dari penelitian di seluruh dunia, bukan hanya di IPB.

Hingga kini, berbagai studi terus mencari penyebab kontaminasi susu berbakteri. Diduga, E Sakazakii mengontaminasi produk susu formula lewat udara. Sehingga diperlukan mekanisme Hazard Analysis Critical Control Point atau analisis titik penanganan kritis pada bahaya ditingkat produksi susu formula.

Pada penggunaan di rumah, susu bayi pada umumnya disiapkan dengan proses yang minim pemanasan. Biasanya, susu formula hanya dicampur air hangat kuku dengan suhu kurang dari 70 derajat Celcius, yang tidak cukup untuk mematikan bakteri ini.

Racun endotoxin bakteri akan menyebabkan diare, enteritis (radang usus), sepsis (keracunan yg disebabkan oleh hasil proses pembusukan), dan meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang).

Disebutkan, infeksi bakteri akan menyebabkan gejala demam dan diare, yang bukan hanya disebabkan bukan hanya E Sakazakii, tetapi juga bisa disebabkan mikroorganisme lainnya. Bila bayi dan balita mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.