Oleh:
Novelia Arista maya
Universitas
Yudharta Pasuruan
ILUSTRASI, BAKTERI ES
|
|
|
|
Kasus
susu formula terkontaminasi bakteri ES membuat orang tua resah. Untuk
menjawab keingintahuan Anda, mari kenali bakteri ES dan apa bahayanya
terhadap kesehatan bayi dan balita berikut ini.
Dikutip
dari situs Fakultas Pertanian IPB, enterobacter sakazakii (dibaca:
enterobakter sakazaki-ai) merupakan salah satu patogen gram negatif
yang sangat mematikan pada bayi baru lahir, usia 0-6 bulan. Sementara
bakteri Sakazakii merupakan ancaman bagi bayi berusia 6-12 bulan.
Angka
kematian akibat infeksi E Sakazakii pada bayi baru lahir sangat
tinggi, sekitar 40-80 persen terutama pada bayi prematur dan bayi
dengan imunitas lebih rendah daripada bayi pada umumnya.
Bakteri
ini berada di saluran pencernaan dan ditemukan dalam berbagai produk
seperti susu formula, keju, daging, biji-bijian hingga bumbu-bumbuan.
Bakteri E Sakazakii berkembang optimal pada kisaran suhu 30-40
derajat Celcius. Kontaminasi E. Sakazakii pada susu formula
diperkirakan terjadi pada saat proses produksi.
Bila
satu sel bakteri mengkontaminasi, dalam lima hari produk susu
tersebut telah mengandung endotoxin yang sangat berbahaya bagi
kesehatan bayi. Hal ini, menurut situs tersebut, dibuktikan dari
penelitian di seluruh dunia, bukan hanya di IPB.
Hingga
kini, berbagai studi terus mencari penyebab kontaminasi susu
berbakteri. Diduga, E Sakazakii mengontaminasi produk susu formula
lewat udara. Sehingga diperlukan mekanisme Hazard Analysis Critical
Control Point atau analisis titik penanganan kritis pada bahaya
ditingkat produksi susu formula.
Pada
penggunaan di rumah, susu bayi pada umumnya disiapkan dengan proses
yang minim pemanasan. Biasanya, susu formula hanya dicampur air
hangat kuku dengan suhu kurang dari 70 derajat Celcius, yang tidak
cukup untuk mematikan bakteri ini.
Racun
endotoxin bakteri akan menyebabkan diare, enteritis (radang usus),
sepsis (keracunan yg disebabkan oleh hasil proses pembusukan), dan
meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang).
Disebutkan,
infeksi bakteri akan menyebabkan gejala demam dan diare, yang bukan
hanya disebabkan bukan hanya E Sakazakii, tetapi juga bisa disebabkan
mikroorganisme lainnya. Bila bayi dan balita mengalami gejala
tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.